Dengan metode Continuous Consolidation and Improvement for Mosque (CCIM)
Kalau masjid ingin bermanfaat bagi masyarakat, jadilah masjid yang melayani dan dimiliki ummat, demikian ungkap ustadz H.M. Jazir ASP, salah seorang penggiat da’wah masjid dan yang menjabat sebagai ketua takmir Masjid Jogokaryan, di bilangan Yogyakarta Selatan.
Belajar dari sebuah perusahaan Cina yang bergerak di bidang telekomunikasi dan teknologi informasi, Hua Wei (baca : Wa Wei). Awalnya, perusahaan ini bukanlah sebuah perusahaan yang diperhitungkan di percaturan bisnis telekomunikasi dan teknologi informasi di dunia. Bahkan untuk menyebut namanya saja, orang masih merasa kesulitan dan merasa asing. Namun para pemimpin di perusahaan ini mempunyai keinginan dan cita-cita tinggi. Mereka ingin mengalahkan beberapa perusahaan ternama yang saat ini sudah memimpin pasar dunia, Motorola, Siemens dan Nokia. Bersaing dari sisi permodalan bukan hal yang baik. Dari segi sumber daya manusia, Hua Wei juga belum mampu menandingi tiga perusahaan di atas. Namun, ada satu hal pokok yang akhirnya menjadi kunci kesuksesan Hua Wei. Para pemimpin perusahaan tersebut melakukan sebuah manuver bisnis yang luar biasa. Mereka menjual hampir 80 % sahamnya kepada para karyawan yang bekerja di Hua Wei. Dengan kata lain, karyawan juga berperan sebagai pemilik perusahaan itu sendiri.
Manuver ini bukannya tanpa hasil. Hua Wei berhasil meningkatkan motivasi kerja karyawannya. Semakin baik kinerja karyawan, perusahaan semakin diuntungkan. Akibatnya, karyawan juga akan mendapatkan tambahan penghasilan yang cukup lumayan. Prinsip ini tak jauh berbeda dengan prinsip gotong-royong, sisa hasil usaha (SHU) yang diterapkan Koperasi kita. Bedanya, skala penerapannya jauh lebih masif dan lebih besar dari Koperasi. Pada awal 2006, Hua Wei menempati posisi ke-5 di dunia, sebagai perusahaan telekomunikasi dan teknologi informasi yang layak untuk diperhitungkan lawan bisnisnya. Masjid pun demikian, terutama masjid yang berbasis kampung atau lingkungan. Sebuah masjid akan sangat bermanfaat bagi masyarakat di sekitarnya apabila masyarakat merasa memiliki keberadaan masjid tersebut. Tidak sedikit di Indonesia masjid yang dibangun mewah, namun tidak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di sekitarnya. Dengan mengajak masyarakat untuk merasa memiliki masjid, fungsi masjid kembali kepada asalnya, yakni pusat ibadah sekaligus pusat peradaban umat Islam sebab dari masjidlah seharusnya semua bermula.
Mengelola masjid pada zaman sekarang ini memerlukan Baca Selengkapnya..
Komentar Terbaru